Selasa, 16 Februari 2016

tarif BOP dan menghitung bpp

 

 Belajar akuntansi.

Langkah –Langkah Penentuan Tarif
Biaya Overhead Pabrik (BOP) Per Departemen.
Langkah-langkah penentuan tariff BOP per departemen adalah sebagai berikut:
1.  penyusunan anggaran BOP per departemen
2.  alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi
Ada dua macam metode alokasi BOP departemen pembantu yakni:
a)      metode alokasi langsung;
b)      metode alokasi bertahap, yang terdiri dari:
metode alokasi kontinyu,
metode aljabar,
metode urutan alokasi yang diatur.
3. perhitungan tariff pembebanan tariff BOP per departemen.
Penyusunan anggaran BOP per departemen dibagi menjadi empat tahap yakni:
  1. penaksiran BOP langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaran.
  2. penaksiran BOP tak langsung departemen.
  3. distribusi BOP tak langsung departemen ke departemen-departemen yang menikmati manfaatnya.
  4. menjumlah BOP per departemen (baik BOP langsung maupun tak langsung departemen) untuk mendapatkan anggaran BOP per departemen (baik departemen produksi maupun departemen pembantu.
Contoh-contoh biaya tak langsung departemen dan dasar distribusi
 Biaya tak langsung departemen                                     dasar distribusi
Biaya depresiasi gedung                                                  meter persegi luas lantai
Biaya reparasi dan pemeliharaan gedung                        meter persegi luas lantai
Gaji pengawas departemen                                              jumlah karyawan
Biaya angkut bahan baku                                                 biaya bahan baku
Pajak bumi dan bangunan (PBB)                                     perbandingan harga pokok
aktiva tetap dalam tiap
departemen atau perbandingan
                                                                                         meter persegi luas lantai
Metode Alokasi Langsung
Dalam metode alokasi langsung BOP departemen pembantu dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja.
Contoh
PT Eliona Sari mengolah produknya melalui dua departemen produksi, yakni
Deptermen A dan Departemen B,
ditunjang oleh tiga departemen pembantu,: Departemen X, Departemen Y, dan Departemen Z.
Anggaran BOP per departemen untuk tahun 2003 adalah :
Departemen A Rp 2.175.000
Departemen B Rp 2.620.000
Departemen X Rp    771.000
Departemen Y Rp 1.445.000
Departemen Z Rp    369.000
jumlah Rp 7.380.000
Taksiran jasa departemen pembantu yang dipakai oleh departemen produksi dalam tahun 2003 tampak dalam tabel berikut ini:
Taksiran Pemakaian Jasa Departemen Pembantu
Oleh Departemen Produksi
PT. Eliona Sari
Taksiran Jasa Departemen-departemen Pembantu yang dipakai oleh
Departemen Produksi
Departemen Pembantu                       Departemen Produksi A     Departemen Produksi B
Departemen Pembantu X                              60%                                   40%
Departemen Pembantu Y                              45%                                   55%
Departemen Pembantu Z                               75%                                   25%
Dari data diatas maka dapat dilakukan alokasi BOP dari dept pembantu ke dept produksi sebagai berikut:
PT Eliona Sari
Alokasi BOP Departemen Pembantu ke Dapartemen Produksi
Keterangan
Departemen Produksi
Departemen Pembantu
A
B
X
Y
Z
(rupiah)
(rupiah)
(rupiah)
(rupiah)
(rupiah)
Jumlah BOP
2.175.000
2.620.000
771.000
1.445.000 
369.000
Alokasi BOP Dept. Z
  276.750
92.250


(369.000)
Alokasi BOP Dept. Y
650.250
794.750

(1.445.000)

Alokasi BOP Dept. X
462.600
308.400
(771.000)








Jumlah Alokasi
1.389.600
1.195.400
0
0
0






Jumlah BOP Dept. Produksi setelah menerima alokasi BOP dari Dept. Pembantu

3.564.600
3.815.400



Cara menghitung alokasi BOP departemen Z ke departemen A dan B sebagai berikut:
276.750 diperoleh dari 75% X 369.000
92.250 diperoleh dari  25% X 369.000
selanjutnya silahkan anda menghitung sendiri, dan jika masih kurang jelas bisa bertanya melalui forum tanya jawab.
Metode Alokasi Aljabar.
Dalam metode alokasi aljabar, jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar.
Contoh
BOP langsung dan tak langsung departemen-departemen pembantu dan produksi selama tahun 2003 anggarannya diperkirakan sebagai berikut:
Departemen Produksi
Departemen A     Rp 9.000.000
Departemen B     Rp15.000.000
Departemen Pembantu
Departemen X      Rp3.000.000
Departemen Y      Rp5.000.000
Jasa yang dihasilkan departemen pembantu dibagikan menurut proporsi sebagai berikut:
Jasa Departemen
Dipakai
Departemen Pembantu
Departemen Produksi
X
Y
A
B
Jasa Dept. X
-
10%
65%
25%
Jasa Dept. Y
20
-
45%
35%





Dari contoh diatas, misalkan:
X = jumlah biaya dept X setelah menerima alokasi biaya dari dept Y.
Y = jumlah biaya dept Y setelah menerima alokasi biaya dari dept X
Sehingga diperoleh persamaan
X = 3.000.000 + 0,20Y
Y = 5.000.000 + 0,10X
Dua persamaan tersebut dapat diselesaikan lebih lanjut sebagai berikut:
X =3.000.000 + 0,20Y
X = 3.000.000 + 0,20 (5.000.000 + 0,10X)
X = 3.000.000 + 1.000.000 + 0,02X
X – 0,02 X  = 3.000.000 + 1.000.000
0,98 X  = 4.000.000
X = 4.000.000 / 0,98 = 4.081.633
Y   =  5.000.000  +  0,10 X
=  5.000.000  +  408.163
Y  =  5.408.163
Sehingga alokasi BOP dept pembantu ke dept produksi dilakukan seperti berikut ini:
Departemen Pembantu                  Departemen Produksi
_____________________________________________________
                                       Departemen X  Departemen Y   Departemen A     Departemen B
BOP langsung dan
Tak langsung
Dept                               Rp3.000.000     Rp5.000.000      Rp9.000.000       Rp15.000.000
Alokasi BOP
Dept X                          (Rp4.081.633)    Rp  408.163       Rp2.653.061       Rp1.020.408
Alokasi BOP
Dept Y                             Rp1.081.632   (Rp5.408.163)     Rp2.433.673      Rp1.892.857
______________________________________________________
Jumlah                             Rp       0            Rp       0             Rp14.086.734    Rp17.913.265
===========    =========      ===========   ==========
Perhitungan:
2.653.061 = 65% x 4.081.633
1.020.408 = 25% x 4.081.633
2.433.673 = 45% x 5.408.163
1.892.857 = 35% x 5.408.163

 

METODE PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI

Banyaknya perusahaan dan industri yang bergerak dalam bidang yang sama membuat suhu persaingan meningkat tinggi. Bagi suatu perusahaan, memperoleh laba merupakan tujuan utama untuk kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. Untuk memperoleh laba ada tiga faktor utama didalam perusahaan yang harus diperhatikan, yaitu jumlah barang yang harus diproduksi, biaya perunit untuk memproduksi dan harga jual perunit produk tersebut.Untuk mencapai laba yang optimal, salah satunya adalah memperhatikan faktor biaya yaitu diantaranya harga pokok penjualan diupayakan dapat ditekan seminimal mungkin. Harga pokok masih merupakan faktor yang penting dalam pertimbangan untuk menetapkan harga jual yang nantinya diharapkan untuk memperoleh laba. 
Perusahaan perlu mengkalkulasikan biaya produksi sebagai dasar perhitungan harga pokok produksi. Dalam menentukan harga pokok produksi perusahaan dapat menggunakan dua metode yaitu full costing dan variabel costing. Pada metode full costing semua biaya-biaya produksi diperhitungkan baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap. Biaya-biaya produksi tersebut yaitu terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik baik yang bersifat variabel maupun tetap sedangkan pada metode variabel costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat variabel saja.
Dengan menentukan harga pokok produksi  maka perusahaan dapat mengetahui biaya produksi yang akan dikeluarkan, dan perusahaan dalam menentukan harga jual dari suatu pesanan akan sesuai dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut. Dan laba yang diperoleh   perusahaan dapat optimal karena harga jual yang dibebankan kepada pemesan ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut.
Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi terdapat dua pendekatan, yaitu full costing dan variabel costing.
1)      Full Costing
Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum). Dengan demikian harga pokok produksi menurut full costing terdiri dari unsur biaya produksi seperti disajikan dalam tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1
Penentuan Harga Pokok Produksi
Dengan Pendekatan Full Costing
Biaya bahan baku                                                      xxx
Biaya tenaga kerja langsung                                       xxx
Biaya overhead pabrik variabel                                  xxx
Biaya overhead pabrik tetap                                      xxx +
          Harga pokok produksi                                                 xxx
Biaya administrasi dan umum                                    xxx
Biaya pemasaran                                                      xxx +
           Biaya komersil                                                            xxx +                                                                                
          Total harga pokok produk                                           xxx
Sumber : Mulyadi, Akuntansi Biaya, 2009, hal. 18
2)      Variabel Costing
Variabel Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan  biaya produksi yang berperilaku variabel kedalam harga pokok produks yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya administrasi dan umum tetap). Dengan demikian harga pokok produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi seperti disajikan dalam tabel 2.2 berikut ini :
Tabel 2.2
Penentuan Harga Pokok Produksi
Dengan Pendekatan Variabel Costing
Biaya bahan baku                                                       xxx
Biaya tenaga kerja langsung                                        xxx
Biaya overhead pabrik variabel                                   xxx +
           Harga pokok produksi variabel                                    xxx
Biaya pemasaran variabel                                          xxx
Biaya administrasi dan umum variabel                        xxx +
 Biaya komersil                                                                       xxx +
            Total biaya variabel                                                     xxx
Biaya overhead pabrik tetap                                       xxx
Biaya pemasaran tetap                                               xxx
Biaya admistrasi dan umum tetap                                xxx +       
              Total biaya tetap                                                        xxx +  
Total harga pokok produk                                                        xxx                                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar