Selasa, 16 Februari 2016

Arti manajemen pembahasan dan fungsi

 

Manajemen ilmiah

Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut.[9] Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut Therbligs (dari nama keluarga mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik dengan huruf th tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.[9]
Skema itu mereka dapatkan dari pengamatan mereka terhadap cara penyusunan batu bata. Sebelumnya, Frank yang bekerja sebagai kontraktor bangunan menemukan bahwa seorang pekerja melakukan 18 gerakan untuk memasang batu bata untuk eksterior dan 18 gerakan juga untuk interior. Melalui penelitian, ia menghilangkan gerakan-gerakan yang tidak perlu sehingga gerakan yang diperlukan untuk memasang batu bata eksterior berkurang dari 18 gerakan menjadi 5 gerakan. Sementara untuk batu bata interior, ia mengurangi secara drastis dari 18 gerakan hingga menjadi 2 gerakan saja. Dengan menggunakan teknik-teknik Gilbreth, tukang baku dapat lebih produktif dan berkurang kelelahannya di penghujung hari.[butuh rujukan]

Pendekatan kuantitatif

Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti statistik, model optimasi, model informasi, atau simulasi komputer—untuk membantu manajemen mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; analisis jalur kritis (Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.
Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama Perang Dunia II.[12] Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "Whiz Kids."[12] Para perwira yang bergabung dengan Ford Motor Company pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.

Klasifikasi

Ada 6 macam teori manajamen diantaranya:
  • Aliran klasik: Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.
  • Aliran perilaku: Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen memahami manusia.
  • Aliran manajemen Ilmiah: aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statistika untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna untuk menjelaskan masalah manajemen.
  • Aliran analisis sistem: Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya.
  • Aliran manajemen berdasarkan hasil: Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh Peter Drucker pada awal 1950-an. Aliran ini memfokuskan pada pemikiran hasil-hasil yang dicapai bukannya pada interaksi kegiatan karyawan.
  • Aliran manajemen mutu: Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.

Fungsi

Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.[butuh rujukan] Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20.[butuh rujukan] Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga[butuh rujukan], yaitu:
  1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
  2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisas
  1. ian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
  2. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha.

 prinsip

Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:[13]
  1. Pembagian kerja (division of work)
  2. Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
  3. Disiplin (discipline)
  4. Kesatuan perintah (unity of command)
  5. Kesatuan pengarahan (unity of direction)
  6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri (subordination of individual interests to the general interests)
  7. Pembayaran upah yang adil (renumeration)
  8. Pemusatan (centralisation)
  9. Hirarki (hierarchy)
  10. Tata tertib (order)

  1. Keadilan (equity)
  2. Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)
  3. Inisiatif (Inisiative)
  4. Semangat kesatuan (esprits de corps)

Unsur Unsur Manajemen

Manajemen memiliki unsur yaitu (Harrington Emerson dalam Phiffner John F. dan Presthus Robert V,  1960) (1) Men / Manusia, (2) Money/Uang, (3)Materials/Bahan, (4) Machines/Mesin, (5)dan Metode (Methods).Kemudian Peterson O.F. menuliskan bahwa unsur manajemen itu adalah manusia, uang dan materi untuk mencapai tujuan bersama "Management is the use of man, money and materials to achieve a common goal". Kemudian Mooney James D. (1954) mengurangi unsur manajemen menjadi tiga yaitu men, facilities dan method. Unsur uang, material dan mesin dimasukkan ke dalam istilah fasilitas.George R. Terry kemudian menambahkan dalam buku "Principle Of Management" bahwa ada enam sumber daya utama / pokok dalam manajemen yaitu:Men and Women (Manusia), Materials (Materi), Machines (Mesin), Methods (Metode), Money (Uang), dan Markets (Pasar).Ditegaskan oleh Harold Konnts dan Cyril (1972) bahwa manajemen adalah perkembangan manusianya bukan arah perkembangannya "Management is the development of people, not the direction of thing.
Fungsi Manajemen secara umum ada 4 poin yaitu Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pelaksanaan (Actuating) dan Pengontrolan (Controlling).
pengertian manajemen menurut para ahli 1
Sumber daya manajemen (6M)
Berkas:Egypt.Giza.Sphinx.01.jpg

Manajemen dan Fungsi Manajemen.

Proses manajemen merupakan langkah langkah strategis yang juga merupakan fungsi dari manajemen itu sendiri. Dengan menerapkan proses manajemen yang tepat dan sesuai maka fungsi manajemen dari setiap tahap proses itu sendiri akan tercapai. Setiap organisasi tentulah mempunyai satu atau beberapa tujuan yang menentukan arah dan menyatukan pandangan unsur manajemen yang terdapat dalam organisasi tersebut. Sudah tentulah tujuan yang ingin dicapai kedepannya adalah suatu keadaan yang lebih baik dari pada keadaan sebelumnya. Pencapaian tujuan tujuan ini dapat dicapai dengan melaksanakan proses manajemen yang tepat. Seperti yang kita ketahui, umumnya ada yang menuliskan 4 fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, dan pengendalian. Akan tetapi kali ini akan saya berikan 6 fungsi manajemen yang terangkai dengan proses manajemen itu sendiri yaitu goal setting, planning, staffing, directing, supervising, dan controlling. Proses manajemen secara umum dapat dikelompokkan menjadi (Mohammad Halim, op.cit.)
1. Goal Setting
Goal setting atau penetapan tujuan merupakan tahap paling pertama dari suatu proses manajemen. Pengertian tujuan adalah misi sasaran yang ingin dicapai oleh organsasi kedepannya dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk menggapai tujuan tersebut. Kemampuan manajemen dan sifat tujuan menentukan efektivitas pencapaian tujuan. Oleh karena itu tujuan tersebut harus memenuhi sifat terukur, spesifik, realistis, dan terbatas waktu. Dibutuhkan pendekatan dalam penetapan tujuan yang dapat berupa dari atas (top down) dan dari bawah (bottom up).
2. Planning
Planning atau perencanaan adalah proses dalam pemilihan informasi  (information) dan pembuatan asumsi asumsi tentang keadaan kedepannya untuk merumuskan kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
3. Staffing
Pengertian Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan pengerahan (recruitment), penempatan, pelatihan (training) serta pengembangan (developing) tenaga kerja (human resource) dalam organisasi. Prinsip manajemen pada dasarnya adalah menempatkan orang yang pas /sesuai pada posisi atau jabatan yang tepat/
4. Directing 
Pengertian directing dalam proses manajemen adalah usaha dalam memobilisasi sumber sumber daya yang dimiliki oleh sebuah organisasi atau lembaga sehingga mampu bergerak dalam satu kesatuan (unity) sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
5. Supervising
Pengertian supervising dalam proses manajemen adalah suatu interaksi langsung antara individu-individu dalam lembaga atau organisasi untuk menggapai tujuan organisasi dan kinerja kerja yang optimum / optimal organisasi.
6. Controlling
Pengertian Controlling atau pengendalian adalah proses penetapan apa saja yang telah dicapai, yaitu proses evaluasi kinerja, dan jika dibutuhkan dilaksanakan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah dilaksanakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar